Membangun Keluarga
Table of Contents
Seharusnya, rumah tangga itu dapat menjadi tempat ketentraman batin dan tempat ketenangan jiwa. Dengan begitu ketika suami sudah berlumur keringat, bersimbah peluh, bekerja dengan keras, dia akan selalu merindukan pulang ke rumah. Mengapa? Baginya rumah tangga adalah sumber ketenangan dan ketentraman yang tidak akan diperoleh dalam hiruk pikuknya kehidupan sehari-hari.Demikian pula, sepatutnya seorang anak begitu rindu pulang ke rumah, karena di sana akan dia temui ibu dan ayah yang dapat menyejukkannya; bagai air pelepas haus dikala dahaga. Sepatutnya pula, seorang istri selalu merasa aman, nyaman, dan tentram berada dirumah. Dia menikmati perjumpaan dengan suami serta anak-anaknya, sehingga semua anggota keluarga sepakat menjadikan rumah sebagai pusat kententraman batin dan ketenangan jiwa.
Namun, ternyata tidak sedikit suami yang enggan pulang ke rumah, hanya karena setiap dia masuk rumah, yang dirasakannya adalah ketidaknyamanan lantaran sikap istri dan anak-anaknya. Bayangkan, akan pulang kemana lagi seorang suami bila dia tidak mendapatkan ketentraman dirumahnya sendiri?
Demikian pula, dapat kita saksikan anak-anak yang keluyuran; enggan pulang hanya karena mereka tidak mendapatkan ketentraman ketika berada dirumah. Bahkan, ada juga istri-istri yang lebih sibuk mengutamakan aktivitas diluar rumah, karena tidak bisa merasakan kenyamanan dan ketentraman hati dirumah yang ia urus.
Mengapa semua itu dapat terjadi? Padahal kalau diperhatikan, rumah sudah lapang, hartanya sudah banyak, kedudukan penghuni rumahnya begitu tinggi. Mengapa? Ketentraman dan ketenangan jiwa, hanya akan ditemui pada satu jalan, "Alaa bi dzikrillahi tathmainnul quluub" (Qs Ar-Ra'd, 13 : 28). Camkan, hati ini hanya akan tenang dan tentram jika kita ingta kepada Allah.
Dengan kata lain, rumah tangga yang dibangun tanpa mengingat, mengenal Allah atau taat kepada Allah, maka demi Allah, sehebat apapun harta yang ada, setinggi apapun kedudukan anggota keluarganya, semelimpah apapun kekayaan mereka, sehebat apapun kekuasaannya, tidak akan pernah bisa membeli ketentraman jiwa. Ingatlah, dunia berikut isinya tidak pernah cocok dengan hati, dia hanya cocok untuk kebutuhan lahiriah belaka.
Oleh karena itu, rumah tangga yang penuh berkah adalah rumah tangga yang bertujuan mencapai ridho Allah SWT, rumah tangga yang hari-harinya diisi dengan kesungguhan untuk mendekat kepada Allah; yang hartanya dicari dijalan Allah dan dia nafkahkan dijalan Allah; yang rumahnya disukai oleh Allah; dan isinya tidak membuat murka Allah.
Untuk itu, pastikan rumah tangga kita menjadi rumah tangga yang ahli sujud, ahli taat, yang menghiasi dirinya dengan zikrullah, dan rumah tangga yang selalu rindu untuk mengutuhkan kemuliaan hidup didunia, terutama mengutuhkan kemuliaan dihadapan Allah SWT, kelak di surga. Amin yaa Rabbal 'Alamiin
Post a Comment