Kartu Merah, Fenomena Langka Di Gajayana

Table of Contents
MALANG - Pertandingan antara Persema Malang menjamu Batavia Union di Stadion Gajayana Malang mencatat sejarah baru. Untuk pertama kalinya pemain tuan rumah mendapat kartu merah atau kartu kuning kedua.

Itu merupakan fenomena langka dan bahkan tak seorang pun di kubu Laskar Ken Arok ingat kapan terakhir kali tuan rumah mendapat kartu merah. Tapi begitulah, wasit Viator Ambarita telah mengawalinya.

Lebih istimewa lagi kartu merah diacungkan ke pemain yang baru menjalani debut Han Sang Min. Pada menit 10 ia sudah menerima kartu kuning dan ia kembali mengulangi pelanggaran pada menit 24. Tindakan bodoh bagi Han, tapi cerdas bagi wasit Viator.

Sebenarnya kartu kuning ganda bagi pemain Korea Selatan ini terlihat kasar. Namun melihat gaya permainan striker tersebut yang membahayakan lawan, keputusan wasit sangat masuk akal. Pelatih Timo Scheunemann mengakui kartu merah itu mengejutkan karena tak pernah terjadi sebelumnya.

"Tim yang mendapat kartu merah jelas tidak senang. Tapi saya bisa menerima keputusan itu. Memang kartu kuning pertama agak berlebihan, tapi secara umum wasit sangat fair memimpin pertandingan," tutur Timo Scheunemann yang tak terlalu reaksioner.

Malah keberania wasit memberikan kartu merah kepada pemain tuan rumah, menurutnya sebuah sinyal bagus bagi perwasitan Indonesia. Sebab sebelumnya wasit terkesan mnguntungkan tuan rumah dan nyaris tak pernah mengusir pemain tanpa alasan yang jelas.

Sekaligus, kata Timo, kartu merah itu menjadi indikator bahwa wasit menempatkan kedua tim dalam posisi yang sama dalam pertandingan, terlepas siapa yang berstatus pemilik kandang. "Begitulah seharusnya wasit dan saya senang ada perubahan," sambung pelatih kelahiran Pare, Kediri, ini.

Timo sendiri menyambut gembira mulai terlihatnya semangat IPL dalam mengubah kepemimpinan wasit. Kendati masih ada pandangan miring publik yang menganggap wasit tidak becus karena merugikan tuan rumah. Dikatakannya, itu hanya pandangan publik yang subjektif dalam menilai kinerja wasit.

Namun Timo yakin secara perlahan publik bola bakal bisa merasakan perubahan kepemimpinan wasit. "Mungkin di pertandingan itu supporter Persema marah karena wasit memberikan kartu merah. Itu wajar. Yang penting wasit sudah memberikan contoh bagaimana memimpin pertandingan yang benar," tandas Timo.

Pujian untuk wasit memang kerap muncul di pertandingan LPI. Pengadil yang berupaya menciptakan pertandingan yang objektif pada akhirnya membuat kedua kubu yang bertanding tidak rewel dan mulai bisa belajar menerima kakalahan.

Di laga sebelumnya antara Persebaya 1927 versus Bogor Raya, pujian kepada wasit juga dilontarkan Pelatih Persebaya Aji Santoso. Ia menilai wasit Mukhlis Ali Fatoni yang memimpin laga cukup baik dalam menjalankan tugasnya. Kubu lawan juga tidak merasa dirugikan.

"Misalnya saja saat tendangan bebas. Wasit benar-benar mengatur pagar betis berjarak sembilan meter. Itu penegakan aturan yang bagus karena sebelumnya terkesan diremehkan. Kalau pun ada kesalahan, sifatnya manusiawi dan bisa ditolerir," kata Aji

Post a Comment